Jauh sebelum kita dilahirkan dan bahkan jauh sebelum kerajaan Majapahit berdiri, bumi Indonesia dikuasai oleh berbagai jenis manusia purba. Mereka benar-benar memulai kehidupan dari nol. Darinya pula kebudayaan, cara hidup, dan berbagai peralatan ditemukan. Fosil manusia purba di Indonesia mulai ditemukan pada tahun 1889 oleh Van Rietschoten. Pada saat itu, fosil itu teridentifikasi sebagai Homo Wajakensis. Setelah itu, pencarian dan penelitian fosil manusia purba pun terus dilanjutkan. Nah, ingin tahu fosil dan jenis manusia purba apa sajakah yang dulu hidup di Indonesia? Berikut ini di antaranya! Kamu masih ingat gak, nih?1. Meganthropus PaleojavanicusMeganthropus Paleojavanicus dok. tak asing lagi di telingamu, manusia purba paling tua yang tinggal di Indonesia adalah Meganthropus Paleojavanicus. Fosilnya berhasil ditemukan pada tahun 1936-1941 di Sangiran, Jawa Tengah. Mereka memiliki ciri fisik yang cukup berbeda dengan manusia purba lain dalam daftar ini. Dari fosilnya, berikut ini fitur tubuh Meganthropus Paleojavanicus yang diprediksi para arkeolog Dahi menjorok ke depan; Tulang pipi tebal; Rahang tegap dengan gigi geraham yang besar; Tidak memiliki tulang dagu; Tengkorak belakang menonjol dan sedikit meruncing; Tinggi diprediksi mencapai 2,5 meter. Bukan hanya tertua, Meganthropus merupakan manusia purba terbesar di Indonesia. Diperkirakan, mereka hidup sekitar 2,5 juta hingga 1,25 juta tahun yang lalu. 2. Pithecanthropus MojokertensisPithecanthropus Mojokertensis Wikimedia Commons/FæPithecanthropus Mojokertensis secara harfiah berarti "manusia kera dari Mojokerto". Benar, ini karena fosil manusia purba tersebut ditemukan di Mojokerto, Jawa Timur, tepatnya di Desa Perning. Fosil tersebut ditemukan oleh von Koenigswald pada tahun dilihat dari fosilnya, berikut ini beberapa karakter fisik dari Pithecanthropus Mojokertensis Berbadan tegap dengan tinggi 165-180 cm; Memiliki alat pengunyah yang kuat; Volume otak diperkirakan cc; Tulang dahi tebal, menonjol, dan lebar; Tak memiliki tulang dagu; Terdapat tulang yang menonjol di area tengkorak belakangnya. 3. Pithecanthropus ErectusPithecanthropus Erectus Wikimedia Commons/Peter MaasMerupakan salah satu manusia purba paling familier di telinga masyarakat, Pithecanthropus Erectus berarti "manusia kera yang berjalan tegak". Fosilnya ditemukan di lembah Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah oleh Eugene Dubois pada tahun 1891. Para ahli memprediksi bahwa manusia purba inilah yang menjadi spesies awal evolusi manusia modern. Ini karena mereka memiliki ciri fisik yang mirip dengan kita, yaitu Rahang menonjol ke depan; Volume otak diperkirakan 750-900 cc; Hidung lebar dan leher tegap; Terdapat tonjolan di dahi; Tubuhnya lebih kecil daripada Pithecanthropus Mojokertensis dengan tinggi 160-180 cm; Tidak memiliki dagu. 4. Pithecanthropus SoloensisPithecanthropus Soloensis Wikimedia Commons/J. H. McGREGORMasih dari kelompok yang sama, ada pula manusia purba berjenisPithecanthropus Soloensis. Nama tersebut memiliki arti "manusia kera yang berasal dari Solo". Penemunya merupakan von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth. Berdasarkan fosil yang ditemukan, berikut ini ciri fisik Pithecanthropus Soloensis Tulang tengkorak lonjong, tebal, dan padat; Rongga mata sangat panjang. Baca Juga 7 Hewan Sakral Diagungkan Kelompok Tertentu, Dianggap Dewa 5. Homo WajakensisHomo Wajakensis Wikimedia Commons/Harry Widianto dan Truman SimanjuntakBerikutnya kita masuk ke kategori manusia purba ketiga, yaitu Homo. Istilah tersebut memiliki arti "manusia" tanpa embel-embel "kera" di belakangnya. Yang pertama adalah Homo Wajakensis, manusia dari Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ini merupakan fosil pertama yang berhasil ditemukan di Indonesia, yaitu pada tahun 1889 oleh Van Rietschoten. Berikut ini ciri-ciri fisiknya Tinggi tubuh diperkirakan 173 cm; Rahangnya padat dengan gigi yang besar; Volume otak diperkirakan cc; Berwajah datar dan lebar; Memiliki tulang tengkorak, rahang atas, rahang bawah, tulang paha, dan kening. 6. Homo FloresiensisHomo Floresiensis Wikimedia Commons/AvandergeerTak seperti fosil lain yang terpusat di Pulau Jawa, Homo Floresiensis ditemukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Penemuan fosil di tahun 2003 ini cukup membuat kaget para arkeolog luar. Kenapa demikian?Homo Floresiensis terpendam di gua kapur bernama Liang Bua. Situs tersebut diperkirakan berusia 60 ribu hingga 100 ribu tahun. Tak hanya itu, para ahli juga menduga bahwa merekalah nenek moyang orang Indonesia yang sesungguhnya. Homo Floresiensis memiliki karakteristik fisik yang unik seperti berikut ini Tinggi rata-rata hanya mencapai 105 cm; Memiliki dahi yang kecil dan tidak menonjol; Tulang tengkoraknya kecil sementara tulang rahangnya menonjol. Karena tubuhnya yang pendek, manusia purba ini dijuluki sebagai manusia hobbit. Kemungkinan karakteristik tersebut dimilikinya karena mereka tinggal di dalam gua. Diduga, Homo Floresiensis hidup pada 50 ribu hingga 190 ribu tahun lalu. 7. Homo SoloensisHomo Soloensis Wikimedia Commons/Ryan SommaSama seperti Pithecanthropus Soloensis, Homo Soloensis ditemukan oleh trio arkeolog yang terdiri dari Ter Haar, Oppenoorth, dan von Koenigswald. Fosil tersebut terpendam di wilayah Sangiran, Jawa Tengah dan diperkirakan hidup sekitar 300 ribu hingga 900 ribu tahun lalu. Berikut ini karakteristik fisik Homo Soloensis jika dilihat dari fosil yang ditemukan Tinggi badan bisa mencapai 210 cm; Volume otak sekitar cc; Struktur wajah tak mirip dengan Pithecanthropus. 8. Homo SapiensHomo Sapiens Wikimedia Commons/Fährtenleser and KulmalukkoTerakhir ada Homo Sapiens yang memiliki arti "manusia yang cerdas atau bijaksana". Julukan tersebut diberikan bukan tanpa alasan. Homo Sapiens diperkirakan lebih evolutif daripada jenis manusia purba tangguh, mudah beradaptasi, dan bisa berkelana dengan cepat. Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikirnya telah berkembang pesat. Akan tetapi, mereka memiliki tubuh yang lebih lemah daripada lainnya. Berikut ini ciri-ciri fisik Homo Sapiens Volume otak mencapai cc; Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm Berat badan berkisar antara 30-150 kg; Itulah delapan fosil dan jenis manusia purba yang berhasil ditelusuri jejaknya di Indonesia. Pada umumnya, mereka tidak ditemukan sendiri, melainkan bersama dengan peralatan dan berbagai karyanya semasa hidup, lho. Jika kamu penasaran dengan wujudnya, berkunjunglah ke museum-museum manusia purba yang tersebar di berbagai wilayah! Baca Juga 12 Misteri Lautan Dunia Ini Sulit Dipecahkan, Ada Atlantis
Fosilini juga membantu para peneliti melihat lebih dalam dan mencoba memahami pohon kehidupan yang rumit. Penemuan bergantung pada masyarakat. Qikiqtania ditemukan di tanah Inuit, dan spesies ini dimiliki komunitas Inuit. Saya dan rekan-rekan saya dapat melakukan penelitian ini hanya karena kemurahan hati dan dukungan dari orang-orang di desa - Banyak bukti jejak kehidupan prasejarah di Indonesia diketahui melalui penemuan fosil manusia purba maupun hewan vertebrata. Temuan-temuan di Indonesia tersebut memberikan sumbangan besar untuk kemajuan ilmu paleontologi dan paleoantropologi di dunia. Fosil kerangka hewan vertebrata dan manusia purba selama ini ditemukan menyebar di berbagai wilayah Indonesia. Namun, paling banyak memang ditemukan di Pulau Jawa. Penelitian fosil manusia purba di Indonesia pertama kali dilakukan oleh van Reitschotten pada tahun 1890 saat ia menemukan tengkorak manusia di daerah Wajak. Riset tentang manusia purba di Indonesia lantas dilanjutkan oleh Von Voenigswald di antara tahun 1931-1933. Hingga kini, fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus, dan wilayah Jawa, contoh temuan sisa kehidupan prasejarah yang paling populer ialah fosil manusia purba jenis Homo Erectus Sangiran 17 dan Homo Erectus Skull IX yang berada di Desa Pucung dan Desa Tanjung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Dikutip dari laman ITB, fosil tertua ditemukan pada formasi Sangiran yang diperkirakan hidup pada masa Plestosen awal 1,8-1,5 juta tahun lalu. Fosil manusia purba ini diberi nama Paranthropus Meganthropus Paleojavanicus. Kemudian, fosil manusia purba yang diperkirakan hidup pada era Plestosen tengah 1 juta-500 ribu tahun lalu bernama Pitechantropus Erectus. Fosil manusia purba ini ditemukan berada di lapisan Formasi Bapang dan Kabuh di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain contoh tersebut, masih banyak lagi temuan fosil di Indonesia. Mengutip keterangan di situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, terdapat 8 jenis manusia purba yang fosilnya sudah ditemukan di Indonesia. Meganthropus PaleojavanicusManusia purba ini memiliki ciri rahang tegap bergeraham besar, tulang pipi tebal, kening menjorok ke depan, dengan kepala belakang yang menonjol. Manusia purba jenis ini belum memiliki tulang dagu, dan otot tengkuk cukup kuat. Fosil Meganthropus Paleojavanicus yang sudah ditemukan berupa gigi, rahang, dan tengkorak. Ia ditemukan pertama kali oleh von Koenigswald pada tahun 1936-1941. Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan di Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Meganthropus paleojavanicus berarti manusia purba bertubuh besar dan tertua dari Jawa. Manusia purba ini diperkirakan hidup antara 2,5 juta sampai 1,25 juta tahun yang Sartono Sastromidjojo berpendapat bahwa pada era permulaan masa Plestosen, Pulau Jawa dihuni oleh hominid spesimen Meganthropus paleojavanicus. Pendapat ini merujuk ke temuan Meganthropus yang ditemukan oleh von Koenigswald di awal MojokertensisSesuai namanya, fosil manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan di Desa Perning, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Weidenreich dan von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ini pada tahun 1936. Diperkirakan, Pithecanthropus Mojokertensis hidup pada masa pleistosen awal, tengah, dan akhir, serta menyebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ciri dari manusia purba ini yaitu tinggi badan sekitar 165-180 cm, tegap, gigi kuat, tulang kening tebal menonjol lalu melebar sampai pelipis, belum punya tulang dagu, ada tulang yang menonjol di kepala belakang, dan volume otaknya diperkirakan cc. Pitechantropus ErectusFosil manusia purba jenis Pitechantropus Erectus ditemukan di lembah Bengawan Solo, Desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penemuannya terjadi jauh sebelum fosil di Sangiran ditemukan oleh Koenigswald pada tahun adalah Eugene Dubois pada tahun 1891. Arti Pitechantropus Erectus adalah manusia kera yang berjalan tegak. Ekskavasi yang telah dilakukan oleh Eugene Dubois, seorang dokter muda Belanda yang terobsesi untuk mencari mata rantai yang hilang missing link antara kera dan manusia, pada lapisan seri Kabuh yang ditoreh oleh aliran Bengawan Solo antara tahun 1890-1892, membawa penemuan ke sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan. Dalam ekskavasi ini Dubois menemukan sebuah atap tengkorak berbentuk pendek dan memanjang ke belakang dengan volume otak 900-an cc, sebuah femur tulang paha kiri yang menunjukkan bahwa pemiliknya telah berjalan tegak, dan sebuah gigi prageraham manusia. Dubois menduga fosil-fosil ini milik dari satu individu yang Erectus selama ini dianggap sebagai spesies awal di tahap evolusi manusia. Fosil yang ditemukan Dubois menunjukkan Pitechantropus Erectus memiliki tinggi 160-180 cm, tetapi sedikit lebih kecil dari Pitechantropus Mojokertensis. Rahangnya menonjol ke depan, ada tonjolan kening di dahi, tidak punya dagu, hidung lebar, dan leher tegap, menjadi ciri-cirinya yang lain. Pithecanthropus SoloensisFosil Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Arti nama Pitechantropus Soloensis adalah manusia kera dari Solo. Ciri-cirinya tengkorak lonjong tebal, dan padat, serta memiliki rongga mata cukup panjang. Homo WajakensisFosil manusia purba jenis Homo Wajakensis ditemukan Van Rietschoten pada tahun 1889. Tempat penemuannya di Desa Wajak, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Manusia purba jenis Homo Wajakensis yang ditemukan di Desa Wajak ini adalah yang pertama di Asia. Ciri Homo Wajakensis adalah memiliki tulang tengkorak, rahang atas, dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kening. Otaknya bervolume sekitar cc. Mukanya terlihat datar dan lebar. Selain itu, manusia purba ini memiliki rahang padat dan gigi besar. Berdasarkan temuan tulang pahanya, postur tubuh Homo Wajakensis laki-laki W2 mencapai 173 cm. Manusia Wajak hidup antara tahun yang FloresiensisFosil manusia purba Homo Floresiensis ditemukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Ciri-ciri dari Homo Floresiensis adalah memiliki tinggi satu meter, dahi sempit tidak menonjol, tengkorak kecil,dan tulang rahang menonjol. Fosil Homo Floresiensis ditemukan di sebuah situs gua bukit karst di Flores, Kabupaten Manggarai, NTT, yang bernama Liang Bua. Karena tubuhnya mini, Homo Floresiensis kerap dijuluki manusia hobbit. Penelitian di situs ini pertama kali dilakukan oleh Theodore Verhoeven, seorang pastor dari Belanda yang mengajar di Seminari Mataloko, Ngada, Flores Tengah. Riset di situs ini lantas dilanjutkan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Penemuan fosil manusia purba Homo Floresiensis terjadi pada 2003 dan sempat menggemparkan dunia arkeologi internasional. Situs Liang Bua diperkirakan berusia tahun, dan alat baru Homo Floresiensis diduga sudah ada sejak tahun yang lalu. Homo SoloensisFosil manusia purba jenis Homo Soloensis ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada tahun 1931-1933 di Desa Sangiran, Kabupaten Sragen. Diperkirakan manusia purba ini hidup pada 300-900 ribu tahun lalu. Ciri yang terlihat adalah tinggi badan mencapai 210 cm, struktur tulang wajah tidak mirip dengan manusia kera, dan volume otaknya dari cc sampai cc. Homo SapiensHomo sapiens ini mendapat sebutan manusia cerdas. Volume otaknya mencapai cc. Tinggi badannya antara 130-210 cm, dengan berat badan 30-150 kg. Diperkirakan homo sapiens hidup sejak tahun lalu. Di Indonesia, sudah ada beberapa lokasi situs penemuan fosil homo sapiens. Homo erectus dan homo sapiens mempunyai morfologi yang berbeda. Kerangka Homo erectus lebih kekar dan kompak daripada Homo sapiens. Ini mengindikasikan, secara fisik, Homo sapiens lebih lemah dibanding Homo erectus. Namun, biometrik Homo sapiens menunjukkan karakter yang lebih berevolutif dan lebih canggih daripada Homo erectus. Kapasitas otak homo sapiens jauh lebih besar. Segi-segi morfologi dan tingkatan kepurbaannya menunjukkan perbedaan yang nyata di antara dua spesies yang berada dalam satu genus Homo tersebut. Homo sapiens tampil sebagai spesies sangat tangguh dalam beradaptasi dengan iklim dan sekaligus menyebar di dunia dengan kemunculan Homo sapiens sebagai manusia modern di bumi masih jadi perdebatan di ilmu paleoantropologi. Kapan, di mana, dan bagaimana proses transformasi dari Homo erectus ke Homo sapiens belum terjawab secara juga Temuan Manusia Purba di Brebes Bisa Ubah Materi Sejarah di Sekolah Ratusan Jejak Manusia Purba Ditemukan di Afrika - Sosial Budaya Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Addi M Idhom RadjakDengan Cara Menganalisa Usia Fosil Tersebut Dan Menyamakan Fosil Tersebut Dengan Manusia Purba Yang Hidup Di Zaman Yang DiDuga Sama Dengan Usia Fosil Tersebut.. 3 votes Thanks 2 Melysavia5 ta - Manusia purba merupakan nenek moyang kita yang hidup dan mendiami bumi ribuan tahun yang lalu. Pada masa itu, wilayah Indonesia merupakan salah satu tempat tinggal bagi manusia purba. Keberadaan mereka dapat diketahui berdasarkan peninggalan berupa adalah sisa tulang belulang manusia, binatang, atau sisa tumbuhan zaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah. Pithecanthropus Erectus merupakan fosil manusia purba pertama kali ditemukan di Indionesia. Fosil manusia purba berupa pithecanthropus erectus ditemukan di Trinil oleh Eugene tersebut menjadi pangkal penyelidikan zaman praaksara di Indonesia. Baca juga Fungsi Abris Sous Roche Bagi Manusia Purba Fosil pertama Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Masa Prasejarah sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan 2011 karya Al Anshori, disebutkan fosil manusia purba yang pertama kali ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus Erectus. Fosil tersebut ditemukan di lembah Sungai Bengawan Solo daerah Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada 1890 oleh Eugene Dubois. Kata Pithecanthropus Erectus berasal dari bahasa Yunani. Fithkos yang artinya kera, anthropus berati manusia, dan erectus berati tegak. Fosilmanusia purba jenis ini ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenrich antara tahun 1933 - 1934 di lembah Bengawan Solo. Fosil homo soloensis yang ditemukan memiliki volume otak yang bukan lagi seperti manusia kera. Manusia purba jenis ini berpostur tegap, berhidung besar, dan bermulut menonjol adalah ciri utama dari homo soloensis. Perkembangan zaman yang semakin modern ini tak meninggalkan sejumlah sejarah dan peninggalan masa kuno yang sampai saat ini masih diteliti atau malah masih ada namun belum juga ditemukan. Salah satunya adalah fosil atau tulang belulang makhluk hidup aman dulu yang sampai saat ini ternyata masih utuh bentuknya. Dan yang menjadi penemuan terbaru dari para arkeolog adalah penemuan fosil manusia tertua dari jaman manusia purba sebelum masehi. Manusia sekarang ini adalah tipe Homo Sapiens, yang mana sejak 6000 tahun yang lalu tipe manusia purba ini telah bermigrasi keluar Afrika. Kali ini, telah ditemukan lagi temuan baru berupa fosil tulang manusia di Fosil ini ditemukan di salah satu gua di Dari pengumuman yang dirilis oleh tim peneliti internasional seperti yang dilaporkan media Irish Times, telah ditemukan fosil manusia purba yakni berupa tulang rahang bagian atas dan lengkap dengan beberapa gigi yang masih tersisa. Menurut keterangan co-author jurnal Science Rolf Quam dari Binghamton University, fosil manusia ini diperkirakan adalah jenis manusia modern yang hidup sekitar - tahun yang ditemukan di dalam "Gua Misliya" yakni nama sebuah gua di suatu wilayah di Israel, fosil ini dinamakan dengan nama fosil Misliya. Menurut laporan yang dituliskan dalam jurnal Science, fosil ini ditemukan disebuah celah sempit di barat Gunung Carmel, Israel. Dan konfirmasi dari lead author dari Israel bernama Hershkovitz dari Tel Aviv University temuan fosil terbaru dari manusia purba ini adalah spesies Homo Sapiens paling tua di dunia. Anatomi tubuh yang sama dengan manusia modern pada abad setelah Masehi, namun dalam interpretasi yang tentunya Pernah ditemukan fosil sebelumnya Masih dari wilayah Israel, tercatat pernah juga ditemukan fosil manusia purba di dua lokasi, yakni Gua Qafzeh dan Gua Es - skhul. Diperkirakan fosil manusia berusia tahun yang ditemukan para antropolog ini adalah spesies manusia purba yang sama yakni dari golongan Homo Sapiens seperti yang ditemukan di Gua perkiraan usia fosil, hal ini menunjukkan bahwa spesies manusia modern sekarang ini sudah ada sejak tahun lalu di wilayah timur tengah. Lalu pernah juga ditemukan fosil Homo Sapiens di sebuah situs di Maroko yang bernama Jebel Irhoud, yang diperkirakan berusia tahun. Penemuan fosil ini ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Jean Jacques Hublin dari The Max Planck Institute of Evalutionary bersama timnya, yang menjadikan temuannya ini menjadi situs fosil Afrika pada zaman batu tengah yang paling tua. 3. Fakta lain dari penemuan fosil Fosil berupa tulang rahang atas dan sejumlah gigi dari spesies manusia homo sapiens pada abad sebelum Masehi, ternyata mempuyai beberapa penjelasan mendetil tentang anatominya. Menurut Hershkovitz yang ikut dalam tim antropolog untuk meneliti fosil Misliya, untuk memperkirakan usia fosil ini para tim peneliti menggunakan media berupa uranium yang dikombinasikan dengan resonansi putaran elektron thermolunescence. Dari segi anatomi gigi, urutan gigi ini sama dengan yang dimiliki manusia modern saat ini. Gigi seri dan gigi taring yang terlihat melebar ke sisi luar dari bagian gusi dan juga bagian mahkota dari permukaan gigi juga terkesan bentuk gigi ini sering terlihat pada fosil manusia di jaman kuno. Dan menurut para peneliti, mereka hidup secara berkelompok. Ditemukannya juga peralatan dari batu yang dibentuk lancip juga menguatkan dugaan ini. Yang mana, peralatan ini digunakan homo sapiens di jaman dulu untuk keperluan memotong tumbuhan atau untuk keperluan menggali umbi - umbian di dalam itu juga berguna untuk keperluan berburu, seperti berburu domba dan berbagai jenis rusa. Para ilmuwan juga percaya bahwa para homo sapiens juga bisa menggunakan api atau dilihat dari bekas abu dari sedimen yang ada. Disinyalir, di lokasi tersebut pernah digunakan sebagai tempat perapian bertahun - tahun yang lalu. Melihat beberapa tempat perapian di Gua tersebut, para peneliti juga yakin bahwa Gua ini telah digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba selama berulang kali dari lintas generasi. Bahkan lapisan telur unta yang sudah lama terpendam di dalam tanah juga ditemukan para tim peneliti di Gua Misliya. Sedangkan untuk material tanaman yang juga ditemukan, dipercaya bahwa tanaman berupa dedaunan ini digunakan sebagai alas tidur di jaman dahulu. Dan Hershkovits bersama koleganya yakin bahwa fosil Misliya ini berasal dari Afrika Utara yang bermigrasi ke arah Levant, yakni sebuah kawasan di timur tengah dekat dengan Gunung Taurus. Yang lokasinya diperkirakan terletak di barat Laut Mediterania, sisi utara gurun pasir Arab Saudi, dan di bagian atas menuju arah timur Mesopotamia atau terletak di negara Irak. Yakni sebuah daerah yang diapit dua sungai sungai Tigris dan Eufrat. IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. . 29 349 83 31 65 196 419 25